Peribahasa

Tak ada gading yang tak retak (semua mahluk hidup yang ada di Dunia tiada yang sempurna).
Air Beriak Tanda tak Dalam, Air Tenang Menghanyutkan (lebih baik diam dengan banyak ilmu, daripada berbicara yang tidak ada isinya sama sekali)

Rabu, 25 Agustus 2010

Falsafah Lidah

     Lidah adalah bagian anggota tubuh yang merupakan bagian dari panca-indra. lidah merupakan anggota tubuh yang paling fleksibel dan bergerak sangat leluasa karena lidah tidak bertulang, namun walaw anggota tubuh ini tidak kuat seperti anggota tubuh yang lainnya yang bertulang, lidah sangat berbahaya jika di salah pergunakan namun akan sangat bermanfaat jika pandai mempergunakannya.
     Ada suatu kisah tentang seorang budak yang sangat pandai dalam sindir menyindir dan juga ahli dalam membuat masakan yang dikisahkan pada al-Quran surat Luqman, bahwasanya raja darinya (budak tersebut) meminta kepada nya untuk membuatkan masakan daging paling nikmat dan paling baik, kemudian si budak pun pergi ke pasar dengan membeli berbagai macam bumbu rahasia dan juga sebuah daging yang merupakan daging paling baik. kemudian daging itu pun disajikannya kepada Raja, dan sang raja pun mengatakan bahwa daging yang dimakan tersebut merupakan masakan yang sangat enak, lalu raja bertanya "daging apa ini wahai budakku?" budak pun menjawab "daging lidah wahai raja" kemudian raja pun meminta agar besok dibuatkan lagi masakan dengan daging lidah. keesokan harinya si budak pun membeli daging tersebut, namun dia tidak membeli bahan bumbu rahasianya dan memasak lidah tersebut dengan direbus tok saja, kemudian daging tersebut disajikan nya kepada raja, dan raja pun marah-marah dan berkata "mengapa daging ini tidak enak wahai budakku padahal kemarin kau membuat yang lezat?" kemudian dijawablah oleh budak tersebut "wahai rajaku itulah lidah, kalau kita pandai membumbuinya maka lidah tersebut akan baik rasanya ibarat kalau kita pandai menjaga lidah maka orang akan senang terhadap kita, namun jika kita tidak pandai membumbuinya maka lidah tersebut akan tidak enak rasanya ibarat jika kita tidak pandai menjaga lidah maka orang lain pun tidak akan senang dengan kita." akhirnya raja itu pun mengerti dengan apa yang hendak disampaikan oleh budak tersebut dan setelah kejadian tersebut sang raja pun mengamalkan makna yang dia pahami yaitu menjaga setiap perkataannya dari perkataan buruk,sia-sia dan perkataan yang merugikan orang lain.
     Itulah hakikat lidah ibarat pedang bermata dua yang kalaw tidak pandai-pandai menggunakannya maka akan mencelakai pemiliknya sendiri. tahu nga kamu kenapa dalam terjemahan bahasa inggris kata itu adalah WORD dikarenakan kata adalah sesuatu yang keluar dari lidah, coba bandingkan dengan SWORD hanya di tambah satu huruf S saja di depannya artinya sudah menjadi "pedang" jadi lidah itu ibarat pedang.
     Bayangkan kehebatan lidah di banding panca indra yang lain, misalkan saja dalam PBB (peraturan baris berbaris) satu orang komandan saja yang berkata "Tegap Grak" maka satu barisan, satu pindru, atau bahkan satu batalyon prajurit yang melakukan sikap "Tegap" luar biasa bukan..?. namun terkadang kita menyalah gunakannya kepada hal yang buruk, seperti contohnya di dalam bulan Ramadhan ada 5 dosa yang membuat puasa seseorang tidak diterima: 4 diantaranya adalah dosa akibat lidah dan satunya lagi adalah dosa karena mata, yaitu:
  1. dosa akibat Ghibah / bergunjing, yaitu membicarakan aib orang lain walaupun hal tersebut benar. pernah sebuah kisah di zaman Rasullah ada beberapa orang Ibu-ibu yang mengeluh dengan sakit perut yang tak kunjung sembuh yang di alaminya, mereka berkata "wahai Rasullulah gerangan apakah penyakit ini ya Rasullulah? mengapa penyakit kami ini tidak sembuh-sembuh ya Rasullullah?" kemudian Rasullulah pun menyuruh untuk mengambil wadah/ember dan diletakkan di depan mereka kemudian Rasullulah menyuruh "muntahkanlah" lalu mereka memuntahkan dan terlihatlah daging segar beserta darah keluar dari mulut mereka, dan mereka pun bertanya "mengapa bisa begini ya Rasullulah?" Rasullulah pun menjawab "ini adalah akibat kalian membicarakan aib saudara kalian sendiri hal tersebut sama dengan kalian memakan daging mereka mentah-mentah" dan akhirnya para ibu-ibu tersebut pun bertaubat dan takkan mengulangi perbuatannya lagi. bergunjing ini bukan termasuk itu saja namun juga dalam hal mengolok-olok kekurangan fisik atau cacat tubuh seseorang. Berkata Imam Ahmad: "Aku mendengar al-Hasan berkata: "Kami memperbincangkan bahwa siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa yang ia sudah bertaubat pada Allah darinya maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberi cobaan padanya" . Berkata Ibnu Sirin: "Aku pernah mencela seseorang karena kerugian, maka aku mengalami kerugian!". Berkata Ibnul Jauzi: Berkata seseorang: Aku mencela seseorang yang sebagian giginya sudah tidak ada, maka gigiku bertaburan !” .
  2. dosa akibat berbohong(berdusta) atau bersumpah palsu, namun di dalam Islam dalam hal2 tertentu berbohong di perbolehkan, misalnya: ada saudara kita yang sakit dan kakinya di amputasi, ketika sadar ia bertanya "wahai saudaraku apakah kakiku masih baik-baik saja?" pada saat seperti ini kita boleh menjawab "tidak apa-apa saudaraku tenanglah kakimu baik-baik saja", dan tidak mungkinlah kita menjawab "wahai saudaraku kakimu sudah buntung sebelah dan sepertinya kamu tidak bisa ber lebaran tahun ini" pastilah Ia akan merasa sedih atau mungkin pingsan.
  3. dosa akibat melaknat/mengutuk (menyumpah-nyumpah hal yang buruk). Muhammad SAW ketika di tanya tentang orang-orang yang suka melaknat, beliau menjawab : "Manusia di akhir zaman, ucapan salam yang mereka ucapkan di saat bertemu adalah : saling melaknati". dari Abu Darda' bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya bila ada seseorang yang mengutuk sesuatu maka kutukan itu naik ke langit, tetapi pintu-pintu langit itu ditutup tidak mau menerima kutukan tersebut, kemudian kutukan itu turun ke bumi tetapi pintu-pintu bumi itu ditutup tidak mau menerima kutukan tersebut. Lantas kutukan itu lari ke kanan dan ke kiri, apabila kutukan itu tidak mendapat tempat maka ia mencari orang yang dikutuknya, bila orang itu pantas mendapat kutukan, maka ia menimpa orang itu, tetapi bila orang itu tidak pantas mendapat kutukan maka ia kembali kepada orang yang mengucapkan kutukan tersebut"
  4. dosa akibat Fitnah, fitnah adalah menyatakan sesuatu yang menjelekkan orang lain sehingga rusak-lah nama baik orang tersebut dan jatuh lah harga diri orang tersebut, padahal sesuatu yang di nyatakan tersebut tidak benar adanya.
  5. dosa akibat tidak menjaga pandangan, yaitu memandang bukan dengan tujuan penting disertai dengan penuh syahwat.
     Oleh karena itu menjaga lidah ibarat menjaga sebuah Api, apabila api tersebut kecil maka dapat bermanfaat dan bersahabat bagi kita tetapi apabila Api tersebut besar maka ia sukar untuk dikendalikan dan merusak serta merugikan. bahkan dari sistem penciptaannya saja sudah dirancang kalau lidah tersebut di pagar oleh gigi untuk menjaga agar tidak berbuat semaunya dan di depannya lagi di pagar oleh mulut agar tidak berbicara semaunya untuk menjaga agar lidah kita tidak berkata sesuatu yang sia-sia atau merugikan maka gigi dan mulut ditutup rapat-rapat agar diam, bahkan di bulan puasa untuk menghindari diri dari gunjing lebih baik kita tidur "karena tidur di bulan Puasa adalah Ibadah" namun bukan tidur yang berlebih-lebihan hingga sholat wajib kita tinggal dan mengabaikan tugas kita sebagai manusia. dalam sebuah hadist: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata benar atau lebih baik diam'. Dalam hadis lain juga diingatkan: 'Apabila kamu melihat orang mukmin pendiam lagi berwibawa, maka dekatilah ia karena ia akan mengajarkan hikmah."

Wassallam Penulis,....(Andika Jeki)

Tidak ada komentar: